NAMA : IFADHATUL MUNAWARAH RIZKI
NIM :
20130661057
Mengenali
Perkembangan Balita
1.
Mengapa perlu mengenali perkembangan Balita?
Jawabnya
sederhana saja yaitu karena Balita merupakan masa permulaan dari
suatu kehidupan
manusia. Bila kita mengenali perkembangan Balita maka kita akan mengenali apa
yang harus kita lakukan dan apa yang harus kita hindarkan agar masa bayi ini
berkembang seoptimal mungkin dan dengan demikian akan menjadi dasar yang baik
bagi perkembangan manusia dewasa.
2.
Apa saja yang berkembang dalam tahun pertama kehidupan Balita?
Pada
tahun pertama yang bisa kita amati adalah pertumbuhan fisik.
Pertumbuhan
fisik ini berupa pertumbuhan tulang, pertumbuhan otot, yang diikuti oleh
pertumbuhan kemampuan bergerak yang lebih luas. Pasa masa ini faktor kematangan
biologis sangat berperan, artinya tanpa latihan-latihan yang berarti, bayi akan
menguasai gerakan-gerakan tertentu (misal : tengkurap, duduk, merangkak dan
lain sebagainya).
Dalam
hal ini faktor gizi sangat memegang peranan penting. Selain
pertumbuhan
fisik dan motorik, kita temui juga munculnya bahasa yang dasar yaitu berupa
bunyi-bunyian yang tidak terarah. Bahasa kerennya adalah babbling, ini
karena anak sering menyebutkan “ ba.. ba… ba.. “ dan terjadi sebelum anak
berusia 6 bulan. Babbling inipun banyak ditentukan oleh kematangan
(perkembangan biologis) dan ditentukan oleh faktor pengalaman. Jadi selain
karena kematangan fisik, seringnya anak bertemu dengan orang yang merangsang
untuk babbling akan menentukan munculnya babbling ini. Selain
mengeluarkan bunyi-bunyian, anak usia dibawah saut tahun mengembangkan
kemampuan persepsi. Walaupun bayi itu tidak dapat menjangkau, belum dapat
merangkak at au bicara, bayi bisa melihat, mendengarkan, meraba dan membaui.
Proses persepsi yang paling menarik pada bayi adalah apa sebenarnya yang
menyita perhatian bayi. Dari penelitian ditemukan bahwa bayi yang sangat mudah
bereaksi bila ia dihadapkan pada stimulus-stimulus baru, atau bila padanya
diperdengarkan musik atau bila ia mengecap sesuatu rasa yang baru baginya.
Suatu
eksperimen juga mengungkapkan bahwa bayi dilahirkan dengan suatu kecenderungan
alamiah yaitu bereaksi pada situasi–situasi yang berubah.
Sebagai contoh,
bayi akan sangat tertarik pada warna hitam dengan latar belakang putih yang
bergerak-gerak. Hal ini agaknya yang merupakan dasar
bagi
terbentuknya komunikasi dengan pengasuh (karena anak tertarik pada mata
pengasuh yang bergerak).
Penelitian
lainnya mengungkapkan bahwa ingatan (memory) pada bayi mulai
meningkat secara
berangsur-angsur sejak ia berusia 8 bulan. Kemampuan
mengingat ini
merupakan dasar pembentukan pengertian dan pemikiran
baginya.
Dalam
membicarakan hal-hal yang umum terjadi pada bayi kiranya kita perlu
juga mengetahui
bahwa ada ha-lhal yang sifatnya individual, yaitu temperamen. Penelitian
mengungkapkan bahwa setiap bayi mempunyai temperamen yang berbeda-beda. Ada
bayi yang temperamennya mudah. Mereka pada umumnya periang, mempunyai pola
tidur yang terat ur,
mempunyai minat
dan perhatian pada situasi baru dan mudah menyesuaikan
diri pada
perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya.
Kelompok
ke-2 adalah bayi yang temperamennya sulit. Pada umumnya kebiasaan tidur, makan,
serta buang air tidak teratur, sering murung, sering menarik diri bila
menghadapi orang baru atau situasi baru dan marah bila mengalami frustasi.
Kelompok
ke-3 adalah bayi yang temperamennya lamban menyesuai, mereka
cenderung kurang
aktif dan pendiam dan cenderung menarik diri pada saat
pertemuan
pertama. Tetapi bila diberi kesempatan yang agak lama bayi akan mampu
menyesuaikan diri dan bisa melakukannya dengan baik. Temperamen bayi sebenarnya
banyak ditentukan oleh faktor biologis, tetapi
faktor
lingkungan bisa mempengaruhi perkembangan temperamen.
3.
Perkembangan yang terjadi pada tahun kedua Balita
Pada
usia 2 tahun anak mengalami pertumbuhan badan yang cepat, ukuran tubuhnya
menjadi jauh lebih besar sedangkan kemampuan motoriknya pun makin bertambah.
Struktur dan ukuran tulang berubah demikian pula proporsi tubuh mengalami
perubahan. Setelah anak mampu melakukan kegiatan motorik dasar (jalan, menaiki
tangga, melempar bola dan lain sebagainya),
maka diperlukan
latihan-latihan untuk menyempurnakan gerak yang telah dikuasai.
Ketrampilan-ketrampilan motorik ini memungkin anak lebih aktif dan memungkinkan
anak lebih mandiri.
Pada
tahun ke-2 ini, perkembangan bahasa menjadi sangat menarik bagi anak.
Melalui
interaksinya dengan orang lain anak mendengarkan berbagai kata baru dan
berbagai bentuk kalimat baru yang kemudian digunakan sebagai kata dan
kalimatnya sendiri. Perkembangan perbendaharaan anak membuka suatu cakrawala
pemikiran baru, dan bersamaan dengan berkembangnya bahasa anak berkembang pula
pemikiran–pemikiran serta pemahaman-pemahaman baru mengenai dunia lingkungannya.
Disini terlihat bahwa perkembangan
bahasa sangat
mempengaruhi perkembangan pemikiran dan pengertian anak.
Bertambahnya
pengertian pada anak memungkinkan anak mengenali peraturan-peraturan mengenai
apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan, memungkinkan anak
mulai mengenali apa yang baik dan apa yang buruk. Proses mengenali a turan-aturan
yang berlaku dalam lingkungannya ini yang sering disebut Proses Sosialisasi.
Proses
Sosialisasi bisa berlangsung melalui 2 cara yaitu :
(1) Orangtua
menggunakan hadiah atau hukuman sebagai suatu cara
membentuk
tingkah laku anak.
(2) Orang tua
atau orang dewasa lainnya atau anak yang lebih besar, secara
tidak langsung
berperan sebagai contoh. Melalui observasi tingkah laku
dari orang-orang
tertentu ini anak mempelajari tingkah laku mana yang
diperbolehkan
dan tingkah laku mana yang tidak diperbolehkan.
4.
Perkembangan yang terjadi pada usia prasekolah
Pada
usia 3 hingga 5 tahun, selain perkembangan fisik, perkembangan
ketrampilan
motorik, perkembangan pengertian (kognitif), dan perkembangan
bahasa, proses
sosialisasi yang dialami anak akan mempengaruhi berkembangnya kepribadian anak.
Pada
usia prasekolah ini mulai terjadi apa yang disebut sebgai proses identifikasi
yaitu munculnya keyakinan anak bahwa dirinya sama dengan orang lain tertentu,
baik dalam tingkah laku maupun perasaan dan nilainilainya. Biasanya
identifikasi ini dilekatkan anak pada orang-orang yang mempunyai “daya tarik”
tersendiri bagi anak. Tokoh identifikasi pada prasekolah biasanya adalah orang
tuanya sendiri, dan dengan proses identifiksai itu anak secara t idak sadar
meniru, mngadopsi pola-pola epribadian, motif sikap dan nilai-nilai dari
orang-orang yang jadi tokoh identifikasi. Dengan berkembangnya
ketrampialn-ketrampilan anak, berkembang pula kemandirian pada anak.
Dari
suatu penelitian diungkapkan bahwa kemandirian dan kecapakan anak bisa dicapai
bila orang tua bersikap hangat, penuh kasih sayang, membina komunikasi yang
baik dengan anaknya, mendorong anak dan selalu merangsang penalaran anak,
disamping itu orangtua selalu mengontrol dan menuntut agar anak bertingkah laku
sesuai dengan kemampuan yang telah
dicapainya. Dari
uraian yang singkat ini jelas perkembangan yang terjadi pada balita.
Pertama tama
yang terjadi adaalh perkembangan fisik motorik yang merupakan suatu perkembangan
utama yang terjadi pada balita yang terjadi sejak anak dilahirkan. Proses
perkembangan fisik dan motorik ini semata-mata ditentukan oleh faktor
kematangan biologis. Perkembangan fisik dan motoric pada pertengahan tahun
pertama ini diikuti oleh perkembangan ucapanucapan, yang dalam interaksinya
dengan lingkungan sosial akan mengembangkan bahasa anak. Dilain pihak, interaksi
anak dengan lingkungan juga merangsang munculnya pengertian-pengertian, maka
terjadilah pengembangan pengertian dan penalaran (kognitif). Keseluruhan
dinamika perkembangan ini dengan adanya faktor emosi, akan tampil sebagai kepribadian
dengan berbagai mkeanismenya. Gambaran singkat nii menunjukkan bahwa faktor
dalam diri anak (faktor biologis, faktor potensi kejiwaan) dan faktor
lingkungan (orang tua, masyarakat) saling berinteraksi dan mengembangkan anak.
5.
Langkah-langkah apa kiranya yang bisa dilakukan untuk pengembangan
Balita
di Indonesia pada umumnya?
Hingga
belakangan ini banyak kegiatan–kegiatan preventif dan kegiatan promotif yang
dilakukan dibidang kesehatan ibu anak dan bidang gizi yang diselenggarakan
melalui jalur Departemen Kesehatan (Puskesmas), jalur Departemen Dalam Negeri
(PKK). Namun belum terlihat adanya gerakan preventif ataupun gerakan promatif
yang targetnya adalah pengembangan kesejahteraan jiwa Balita, kecuali
gerakan-gerakan sporadic yang sifatnya
individual dan
tidak kontinyu.
Menurut
hemat penulis, usaha preventif yang berkaitan dengan kesejahteraan jiwa pada
umumnya dan kesejahetraan Balita pada khususnya perlu digalakkan karena
ternyata banyak keluarga-keluarga dari berbagai lapisan masyarakat yang tidak
menyadari pentingnya pengembangan kejiwaan yang optimal karena mereka sangat
sibuk/ bersibuk diri dengan masalah-masalah pemenuhan kebutuhan dasar. Ketidak
acuhan dan ketidak tahuan ini bisa
mengakitkan
cara-cara pengasuhan anak yang keliru sehingga menyebabkan tidak berkembangnya
potensi anak atau menyebabkan perkembangan kearah yang keliru.
Beberapa
bentuk kegiatan preventif dibidang kesejahteraan jiwa bisa berupa
program bagi
Balita yang dilakukan dari rumah ke rumah atau program bagi
Balita yang
dilakukan di Pusat-pusat tertentu ( misal : Puskesmas). Kegiatan preventif dan
kegiatan promotif yang disarankan adalah :
(1) Program
peningkatan pemahaman orang tua mengenai berbagai hal yang
menyangkut
kesejahteraan jiwa anak. Ini bisa berupa ceramah-ceramah, program stimulasi
pemahaman orangtua.
(2) Program
peningkatan ketrampilan berbagai aspek pengasuhan anak yang diberikan pada
orang tua.
(3) Program
gabungan antara program (1) dan program (2). Dalam menentukan program-program
diatas perlu ditentukan secara jelas target apa yang ingin dicapai dalam kegiatan
preventif ini dan kemudian direncanakan secara matang langkah-langkah yang
perlu diambil.
(4)
Program-program yang khusus ditujukan pada Balita. Bisa berupa program-program
pengembangan bahasa, program pengembangan kreatifitas dini, program pengembangan
kognitif dan lain sebagainya. Namun tidak bisa dihindarkan bahwa keberhasilan
program ini ditentukan
oleh sejauh mana
orang tua mau berpartisipasi.
(5) Program
peningkatan pemahaman mengenai kesejahteraan jiwa Balita
yang ditujukan
pada kelompok k(eluarga, masyarakat dan lain
sebagainya).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar